Mahasiswa Pendidikan Geografi Lolos ke Tahap Final dalam NBPC 2018 di Universitas Bangka Belitung

Bangka Belitung – Tim dari Mahasiswa Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menjadi finalis sepuluh peserta yang lolos ke tahap final. Lomba National Business Plan Competition (NBPC 2018) yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Manajemen Universitas Bangka Belitung (Himama UBB) mengusung tema “Through Creative Economy, Youthpreneur for Indonesia’s Better Future” dengan tujuan untuk mewadahi kreativitas dan inovasi mahasiswa dalam mengungkapkan ide bisnisnya.

Lomba yang diikuti dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia  diselenggarakan dari tanggal 5 Maret-26 April 2018 dimulai dari tahap regristasi dan pengiriman proposal hingga field trip di beberapa destinasi wisata yang terdapat di Bangka Belitung. NBPC merupakan agenda tahunan yang rutin dijalankan oleh Himama UBB, dengan harapan menumbuhkan jiwa enterpreneur di kalangan mahasiswa, sebagai wadah untuk mengakomodasi ide bisnis maupun ide penciptaan produk yang kreatif, inovatif, dan dapat mengembangkan ekonomi kreatif, sehingga dapat bersaing daya global.

Mahasiswa Pendidikan Geografi yang beranggotakan Intan Purnamasari (2016), Muhammad Rizal Pahleviannur (2016), dan Rifa’i Ichsanudin (2017) mengirimkan proposal perencanaan bisnis dan menjadi finalis 10 peserta yang lolos ke tahap final. Pada tahap final yang berlangsung, delegasi yang mewakili tim tersebut melakukan presentasi dan mengenalkan produk hasil olahan yang telah dibuat. Proposal dengan judul karya “Paye (Keripik Pare Uye), sebagai Pencegah Penyakit Kanker” tersebut mendorong kami (penulis-red) untuk menemukan, mengenalkan, dan memasarkan produk-produk makanan ringan yang aman dari bahan berbahaya dan memiliki nilai gizi, salah satunya yang berbahan baku pare. Cara pembudidayaan pare tidaklah sulit, sehingga untuk mendapatkan bahan baku tergolong mudah.

Di balik rasa pahitnya, pare memiliki banyak manfaat yang sangat baik bagi kesehatan, seperti mengusir diabetes, menangkal sel kanker, menurunkan berat badan, membersihkan darah, memerangi HIV/AIDS, melancarkan pencernaan, mengatasi asma, memelihara kecantikan, mata sakit dan merah, rematik, sariawan, infeksi cacing gelang, dan juga dapat menjadi obat untuk mengurangi demam, bisul, disentri, amuba, wasir, bronkhitis, obat malaria, dan penyakit kuning.

Berdasarkan permasalahan di atas, kami (penulis-red)  memiliki ide untuk memanfaatkan pare untuk bahan baku olahan makanan ringan. Olahan pare di Indonesia, terutama di daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung umumnya masih digunakan sebagai bahan masakan rumahan. Inovasi olahan pare sebagai makanan ringan dalam bentuk keripik, diharapkan dapat membantu mengenalkan pada masyarakat tentang makanan ringan yang berbahan baku sayuran dan tidak mengandung bahan-bahan berbahaya. Produksi keripik pare dapat berkelanjutan dan bermanfaat untuk menciptakan peluang usaha bisnis keripik pare, serta turut melatih jiwa kewirausahaan mahasiswa.